" Ada yang menduka bahwa makam ini merupakan asal usul kota BANGIL. Sehingga makam ini tidak terlepas dari cerita kota Bangil itu sendiri
Tidak ada yang tahu sebenarnya dari mana nama Kota Bangil berasal . Kalangan santri mengatakan bahwa bangil berasal dari Mbah Ngilmu sebagai sebutan kepada seoerang tokoh ulama. Sedangkan masyarakat luas , Bangil dikenal sabagai Mbah’e angel (sangat sulit), merujuk pada watak masyarakat bangil yang sulit dirubah atau saklek. Nama bangil juga tercantum dalam sebuah catatan kuno tiongkok yang menyatakan utusan mendarat di bandar (pelabuhan kecil) yang bernama banger, atau bang-il sebagaimana orang cina menyebutnya.
Sekitar tahun 1860an , datangnya orang arab ke kota tua ini diketahui untuk urusan perdagangan. Bersama pedagang dari cina melalui pelabuhan yang bermuara di sungai porong. Dengan wilayah yang relatif kecil, bangil dikenal sebagai kota persinggahan dan ekonomi potensial para pedagang, sebelum akhirnya para pedagang menyebar ke wilayah sekitar.
Meski tidak banyak diingat dalam literatur sejarah, Bangil memiliki catatan pernah dijamah kerajaan Hindu, Medang Kamulan. Namun demikian, Bangil dikenal sebagai wilayah yang memiliki akar budaya Islam yang sangat kental, termasuk adanya instansi pendidikan Islam yang menyebar di seluruh kota. Uniknya, penyebaran Islam di Kota ini tak hanya dilakukan oleh golongan Hadharim. Terdapat pula seorang tokoh Cina bernama Bong Swi Ho yang turut menyebarkan agama Islam di Bangil ketika diangkat menjadi Kapten Cina.
Di kota ini juga dikenal memiliki seorang tokoh pahlawan Islam wanita bernama Syarifah Khadijah atau yang dikenal sebagai Mbah Ratu Ayu, cucu Sunan Gunung Jati. Diceritakan, seorang penyebar agama Islam yang awalnya bermukim di Cirebon bernama Abdurrahman bin Umar Basyaiban menikahi sang Mbah Ratu dan memiliki dua orang putra bernama Arif Basyaiban yang bersekolah di Segoropura, dan putra lainnya bernama Sulaiman atau dikenal sebagai Sulaiman Mojoagung, pendiri pondok pesantren Sidogiri yang diyakini sebagai pondok pesantren tertua di Jawa Timur. Dikatakan bahwa ketika selesai mengunjungi kedua putranya, Mbah Ratu jatuh sakit dan akhirnya meninggal di Bangil, dimana makamnya dapat ditemukan di wilayah Swadesi – Kersikan. "
Ghofinday
" Tomb of the origin of the city of Bangil. "
22 October 2020MHabibur Rohman
" Syeh yahya/mbah isma'il/mbah ngil "
28 December 2018Haidar Syarif
" menyebarkan sejarah mbah bangil "
28 December 2018Devid Sukses
" makam sesepu yang punya sejarah "
04 April 2018Endik Mulyono
" Ada yang menduka bahwa makam ini merupakan asal usul kota BANGIL. Sehingga makam ini tidak terlepas dari cerita kota Bangil itu sendiri
03 January 2018Tidak ada yang tahu sebenarnya dari mana nama Kota Bangil berasal . Kalangan santri mengatakan bahwa bangil berasal dari Mbah Ngilmu sebagai sebutan kepada seoerang tokoh ulama. Sedangkan masyarakat luas , Bangil dikenal sabagai Mbah’e angel (sangat sulit), merujuk pada watak masyarakat bangil yang sulit dirubah atau saklek. Nama bangil juga tercantum dalam sebuah catatan kuno tiongkok yang menyatakan utusan mendarat di bandar (pelabuhan kecil) yang bernama banger, atau bang-il sebagaimana orang cina menyebutnya.
Sekitar tahun 1860an , datangnya orang arab ke kota tua ini diketahui untuk urusan perdagangan. Bersama pedagang dari cina melalui pelabuhan yang bermuara di sungai porong. Dengan wilayah yang relatif kecil, bangil dikenal sebagai kota persinggahan dan ekonomi potensial para pedagang, sebelum akhirnya para pedagang menyebar ke wilayah sekitar.
Meski tidak banyak diingat dalam literatur sejarah, Bangil memiliki catatan pernah dijamah kerajaan Hindu, Medang Kamulan. Namun demikian, Bangil dikenal sebagai wilayah yang memiliki akar budaya Islam yang sangat kental, termasuk adanya instansi pendidikan Islam yang menyebar di seluruh kota. Uniknya, penyebaran Islam di Kota ini tak hanya dilakukan oleh golongan Hadharim. Terdapat pula seorang tokoh Cina bernama Bong Swi Ho yang turut menyebarkan agama Islam di Bangil ketika diangkat menjadi Kapten Cina.
Di kota ini juga dikenal memiliki seorang tokoh pahlawan Islam wanita bernama Syarifah Khadijah atau yang dikenal sebagai Mbah Ratu Ayu, cucu Sunan Gunung Jati. Diceritakan, seorang penyebar agama Islam yang awalnya bermukim di Cirebon bernama Abdurrahman bin Umar Basyaiban menikahi sang Mbah Ratu dan memiliki dua orang putra bernama Arif Basyaiban yang bersekolah di Segoropura, dan putra lainnya bernama Sulaiman atau dikenal sebagai Sulaiman Mojoagung, pendiri pondok pesantren Sidogiri yang diyakini sebagai pondok pesantren tertua di Jawa Timur. Dikatakan bahwa ketika selesai mengunjungi kedua putranya, Mbah Ratu jatuh sakit dan akhirnya meninggal di Bangil, dimana makamnya dapat ditemukan di wilayah Swadesi – Kersikan. "
Onebike _banyuwangi
" Jaman bergkat sekolah sering lewat sini "
19 August 2017