" Gombong, is my favorite station. Now, more chair available for waiting. "
31 August 2017
AG
" Meskipun terletak di sebuah kecamatan, stasiun ini sangat ramai. Banyak sekali kereta api yang singgah di stasiun ini untuk melayani penumpang asal Gombong, Banyumas bagian Tenggara, dan Kabupaten Kebumen bagian Barat. Atap yang besar memberi suasana yang teduh. Tempat duduk cukup banyak. "
12 July 2017
Istiawan Wongtop
" such a beautifull place "
04 July 2017
Martani Pangan Sehat
" Want to visit van Der wick someday. "
30 June 2017
AF Ashari
" Can't be counted how many times arrived & departure from here "
25 June 2017
Ifan Fadlina
" Bangunan stasiunnya memang tua, tapi kebersihan dan kerapihan stasiun tetap dijaga dengan baik. "
29 May 2017
Nur Bhara
" Ok "
30 March 2017
Chandra Dewi
" Stasiun Gombong, Stasiun Kuno Di Jawa Tengah
Stasiun ini adalah pemberhentian terakhir bila pulang ke kampung ibu saya. Masuk di wilayah Daop 5 dan hampir seluruh kereta yang melewati akan berhenti di stasiun ini sehingga terkadang stasiun ini saya pikir lebih dikenal ketimbang stasiun di ibu kota Kabupaten yaitu Stasiun Kebumen.
Letaknya di tengah perkotaan Gombong, tepatnya di Desa Wonokriyo dan diresmikan pada 21 Juli 1887 sehingga tahun ini usianya sudah 130 tahun.
Stasiun ini dibangun oleh Belanda, oleh karena itu arsitektur bangunannya kental dengan gaya Indo Eropa dengan bukaan jendela yang besar dan lebar sehingga udara leluasa masuk untuk menyiasati iklim tropis yang panas dan lembab.
Tujuan pembangunan stasiun ini adalah untuk mendukung kekuatan militer Belanda di Gombong yang dipusatkan di Benteng Van Der Wicjk, di Jalan Saptamarga, Kelurahan Sidayu, Gombong atau sekira 1 Km dari stasiun.
Di masa itu, kereta api adalah salah satu angkutan yang bisa membawa orang dalam jumlah banyak. Maka selain membangun benteng, Belanda bersiap juga membangun stasiun untuk mengantisipasi bila sewaktu-waktu harus melakukan mobilisasi pasukan karena kala itu Belanda disibukkan dengan Perang Jawa yang dikomandoi Pangeran Diponegoro dan berkobar di seluruh Daerah Istimewa Yogjakarya, dan beberapa area yang termasuk Provinsi Jawa Tengah diantaranya Magelang atau area yang masuk ke Karesidenan Kedu.
Saat saya masih kecil, batuan di rel stasiun ini lumayan unik. Kami menyebutnya watu temunggul karena diantara batuannya ada kristal yang menyembul (temunggul). Anak-anak di sekitar stasiun sering sembunyi sembunyi mengambil batu itu kemudian dipecahkan agar kristalnya yang mirip intan terlihat. Kristal itu kami rendam di bak mandi karena kami percaya airnya akan jadi lebih dingin dan sejuk.
Maklum, Gombong adalah wilayah yang cuacanya panas sehingga air sejuk jadi magnet tersendiri bagi anak-anak hehehhe.
Untuk menuju Pasar Gombong atau dikenal dengan Pasar Wonokriyo, Anda bisa berjalanan kaki atau naik becak. Becaknya ada yang masih manual alias digenjot, ada pula yang sudah menggunakan mesin yang dibuat dari mesin parut kelapa yang dimodifikasi. Ongkosnya antara Rp 5 Ribu hingga 10 Ribu.
Di sekitar stasiun juga banyak penjual makanan khas Gombong seperti lanthing (snack dari singkong yang dibentuk seperti angka 8 lalu digoreng dan ditaburi garam serta bawang putih bubuk hingga rasanya gurih), atau golak dan gembus (semacam cireng dari singkong yang dibentuk mirip angka 8 dan 0 dan dimkan dengan cabai rawit atau sambal kacang) atau jipang kacang yang manis karena merupakan kacang disalut adonan kental gula yang dimasak hingga jadi semacam karamel. Ada pula pedagang soto dan bakso yang lumayan bisa mengganjal perut begitu turun dari kereta api.
Jadi bila Anda sedang berwisata ke Jawa Tengah, cobalah mampir ke stasiun Gombong dan jelajahi salah satu stasiun kuno di Provinsi Jawa Tengah tersebut. "
04 March 2017
Sri Baskoro Bagus Pratikno
" Stasiunnya bersih, waktu itu masih ada pedagang namun pedagangnya tertata rapih di ruko ruko di sebelah barat stasiun "
24 February 2017
Eko Prasetyo
" ok "
25 January 2017
Eko Prasetyo
" historical "
21 January 2017
Santy Mufida
" Saya sekeluarga setiap hari raya idul fitri pulang kampung ....di demangsari "
14 January 2017
Nur Bhara
" Ok "
09 December 2016
Gigih Komodo
" Lot's of memory here :-) "
23 November 2016
Dirmawan Hatta
" If you happen to stop by this train station, there is an old colonial military fort nearby. Worth yo visit. "
01 November 2016
Feby Prastanti Romadhon
" Tempat yang lumayan bersih dan sudah dibenahi. Tempat parkir yang lumayan nyaman. "
Agung Ismail
" Good "
11 April 2018Laeli Nur Rohmah
" Finally KAC-GB, after a long time, getting better! "
07 April 2018Sigit Dc
" Great railway station in central Java specialy in south route "
19 March 2018Hon Sang
" Ok "
26 December 2017GT JOGJA 159
" Greeting from :
11 December 2017.
.
.
@rockbalanceindonesia
@wongweng159
@balancingartindonesia
#wongweng159 "
Asmadi Supriadi
" Someday I'll be back to explore gombong. "
10 December 2017Ibnu Kurniawan
" beautiful place.. "
05 November 2017Endri
" Very very nice "
04 November 2017Aline Azure
" It was okay. But need more public wifi spot. "
06 October 2017Supri Yadi
" Plesir brng famili "
22 September 2017Rudye Ban Motor
" Sad.. .. . "
12 September 2017Adam Wahidun
" Gombong, is my favorite station. Now, more chair available for waiting. "
31 August 2017AG
" Meskipun terletak di sebuah kecamatan, stasiun ini sangat ramai. Banyak sekali kereta api yang singgah di stasiun ini untuk melayani penumpang asal Gombong, Banyumas bagian Tenggara, dan Kabupaten Kebumen bagian Barat. Atap yang besar memberi suasana yang teduh. Tempat duduk cukup banyak. "
12 July 2017Istiawan Wongtop
" such a beautifull place "
04 July 2017Martani Pangan Sehat
" Want to visit van Der wick someday. "
30 June 2017AF Ashari
" Can't be counted how many times arrived & departure from here "
25 June 2017Ifan Fadlina
" Bangunan stasiunnya memang tua, tapi kebersihan dan kerapihan stasiun tetap dijaga dengan baik. "
29 May 2017Nur Bhara
" Ok "
30 March 2017Chandra Dewi
" Stasiun Gombong, Stasiun Kuno Di Jawa Tengah
04 March 2017Stasiun ini adalah pemberhentian terakhir bila pulang ke kampung ibu saya. Masuk di wilayah Daop 5 dan hampir seluruh kereta yang melewati akan berhenti di stasiun ini sehingga terkadang stasiun ini saya pikir lebih dikenal ketimbang stasiun di ibu kota Kabupaten yaitu Stasiun Kebumen.
Letaknya di tengah perkotaan Gombong, tepatnya di Desa Wonokriyo dan diresmikan pada 21 Juli 1887 sehingga tahun ini usianya sudah 130 tahun.
Stasiun ini dibangun oleh Belanda, oleh karena itu arsitektur bangunannya kental dengan gaya Indo Eropa dengan bukaan jendela yang besar dan lebar sehingga udara leluasa masuk untuk menyiasati iklim tropis yang panas dan lembab.
Tujuan pembangunan stasiun ini adalah untuk mendukung kekuatan militer Belanda di Gombong yang dipusatkan di Benteng Van Der Wicjk, di Jalan Saptamarga, Kelurahan Sidayu, Gombong atau sekira 1 Km dari stasiun.
Di masa itu, kereta api adalah salah satu angkutan yang bisa membawa orang dalam jumlah banyak. Maka selain membangun benteng, Belanda bersiap juga membangun stasiun untuk mengantisipasi bila sewaktu-waktu harus melakukan mobilisasi pasukan karena kala itu Belanda disibukkan dengan Perang Jawa yang dikomandoi Pangeran Diponegoro dan berkobar di seluruh Daerah Istimewa Yogjakarya, dan beberapa area yang termasuk Provinsi Jawa Tengah diantaranya Magelang atau area yang masuk ke Karesidenan Kedu.
Saat saya masih kecil, batuan di rel stasiun ini lumayan unik. Kami menyebutnya watu temunggul karena diantara batuannya ada kristal yang menyembul (temunggul). Anak-anak di sekitar stasiun sering sembunyi sembunyi mengambil batu itu kemudian dipecahkan agar kristalnya yang mirip intan terlihat. Kristal itu kami rendam di bak mandi karena kami percaya airnya akan jadi lebih dingin dan sejuk.
Maklum, Gombong adalah wilayah yang cuacanya panas sehingga air sejuk jadi magnet tersendiri bagi anak-anak hehehhe.
Untuk menuju Pasar Gombong atau dikenal dengan Pasar Wonokriyo, Anda bisa berjalanan kaki atau naik becak. Becaknya ada yang masih manual alias digenjot, ada pula yang sudah menggunakan mesin yang dibuat dari mesin parut kelapa yang dimodifikasi. Ongkosnya antara Rp 5 Ribu hingga 10 Ribu.
Di sekitar stasiun juga banyak penjual makanan khas Gombong seperti lanthing (snack dari singkong yang dibentuk seperti angka 8 lalu digoreng dan ditaburi garam serta bawang putih bubuk hingga rasanya gurih), atau golak dan gembus (semacam cireng dari singkong yang dibentuk mirip angka 8 dan 0 dan dimkan dengan cabai rawit atau sambal kacang) atau jipang kacang yang manis karena merupakan kacang disalut adonan kental gula yang dimasak hingga jadi semacam karamel. Ada pula pedagang soto dan bakso yang lumayan bisa mengganjal perut begitu turun dari kereta api.
Jadi bila Anda sedang berwisata ke Jawa Tengah, cobalah mampir ke stasiun Gombong dan jelajahi salah satu stasiun kuno di Provinsi Jawa Tengah tersebut. "
Sri Baskoro Bagus Pratikno
" Stasiunnya bersih, waktu itu masih ada pedagang namun pedagangnya tertata rapih di ruko ruko di sebelah barat stasiun "
24 February 2017Eko Prasetyo
" ok "
25 January 2017Eko Prasetyo
" historical "
21 January 2017Santy Mufida
" Saya sekeluarga setiap hari raya idul fitri pulang kampung ....di demangsari "
14 January 2017Nur Bhara
" Ok "
09 December 2016Gigih Komodo
" Lot's of memory here :-) "
23 November 2016Dirmawan Hatta
" If you happen to stop by this train station, there is an old colonial military fort nearby. Worth yo visit. "
01 November 2016Feby Prastanti Romadhon
" Tempat yang lumayan bersih dan sudah dibenahi. Tempat parkir yang lumayan nyaman. "
29 October 2016Sumirah Sono
" Bendino lewat je..good stasiun "
14 October 2016Sunar Man
" Pelayanan lumayan bagus "
18 December 2015Krisna Ady
" Enyong wong gombong "
24 September 2015Latif Junianto
" Jozzzx "
03 April 2015Sinta Muharomah
" Nganter kaka "
29 July 2014Wahyu Widi
" I am at gombong "
05 September 2013